Tes Rorschach adalah salah satu tes paling terkenal untuk mendiagnosis lapisan terdalam kepribadian. Bintik Rorschach termasuk dalam kelompok teknik proyektif.
Metode proyektif muncul pada awal abad ke-20. Munculnya teknik proyektif menekankan pentingnya kebutuhan, konflik, gaya organisasi yang menjadi ciri setiap orang. Mereka telah mempertahankan pentingnya mereka dalam praktek klinis.
Tes Rorschach sangat sulit dan membutuhkan beberapa bulan pelatihan untuk diterapkan, serta beberapa pengetahuan sebelumnya dan kemudian pengalaman dalam aplikasi dan interpretasi agar dapat digunakan dengan benar. Ini sering digunakan untuk membedakan antara keadaan psikotik dan non-psikotik. Tes Rorschach begitu umum justru karena objektivitasnya dalam menilai orang lain. Ini adalah salah satu metode yang paling dapat diandalkan untuk mempelajari ciri-ciri terbaik dari kepribadian seseorang.
Tes Kepribadian Rorschach dikembangkan oleh psikiater Herman Rorschach pada awal abad kedua puluh. Herman terinspirasi oleh fakta bahwa persepsi visual orang yang berbeda berbeda, bahwa setiap orang melihat secara berbeda dan memberikan makna tertentu pada hal-hal tertentu. Semuanya dimulai dengan fakta bahwa indra kita saling berhubungan dan bahwa kita menggunakannya untuk memberi makna pada dunia di sekitar kita.
Ketika dia memulai karirnya di sebuah institusi psikiatri, dia memulai proses pembuatan, sekarang simbolis, kartu dengan titik-titik yang berbeda. Diasumsikan bahwa kartu-kartu itu dibuat oleh Hermann Rorschach dengan tinta di tengah selembar kertas, kemudian kertas itu dilipat menjadi dua dan ternyata dua sosok simetris. Dengan demikian, ia menerima bintik-bintik, yang masing-masing memiliki bentuk, warna, dan bayangan yang unik. Setelah itu, pengujian dimulai pada sampel orang sehat dan sakit jiwa. Dia mendekati semua orang dengan pertanyaan yang sama: “Apa yang kamu lihat di gambar ini?”. Dalam menafsirkan tanggapan, Rorschach lebih memperhatikan bagaimana responden mendekati lukisan dan bagaimana mereka menafsirkan titik-titik daripada item tertentu yang dilihat oleh responden. Juga, bagian gambar mana yang mereka fokuskan dan bagian gambar mana yang mereka abaikan, apakah gambar itu bergerak, apakah warna gambar membantu mereka menafsirkan, bagaimana mereka bereaksi secara emosional terhadap gambar mana pun.
Psikiater Swiss kemudian mengembangkan sistem pengkodean data untuk mengukur data dan secara objektif mengukur berbagai manifestasi kepribadian. Pada awal pengembangan sistem pengkodean, ia memilih jenis yang paling umum: kreatif, imajinatif, berorientasi pada detail, mereka yang melihat gambaran besar, dan orang fleksibel yang dengan mudah menyesuaikan pendekatan mereka untuk mengamati gambar. Ada jawaban yang berbeda, ada yang mudah ditafsirkan dan ada yang lebih sulit.
Pada tahun 1921, Rorschach mengidentifikasi sepuluh peta yang dianggapnya sebagai ukuran yang paling dapat diandalkan dan perbedaan individu yang paling halus di antara orang-orang. Juga di tahun yang sama, dia akhirnya mengumumkan sistem pengkodean. Sayangnya, setahun setelah penerbitan sistem pengkodean, Hermann Rorschach meninggal. Setelah kematiannya, tes kepribadian Rorschach mulai digunakan untuk berbagai tujuan, berdasarkan asumsi dan berbagai dugaan dalam interpretasi. Antropolog memberikan tes kepada kelompok etnis yang berbeda untuk menemukan universalitas untuk masing-masing, dan pengusaha juga membuat keputusan dalam pemilihan profesional kandidat berdasarkan hasil yang diperoleh pada tes Rorschach. Dengan demikian, tes Rorschach “meninggalkan” institusi psikiatri, dan karena digunakan untuk berbagai tujuan, validitasnya mulai dipertanyakan.
Setelah kematian Rorschach, Samuel Beck dan Bruno Klopfer mencoba memperbaiki sistem pengkodean. John E. Exner menggabungkan semua sistem ini menjadi satu, dan sistemnya masih digunakan sampai sekarang, terutama di Amerika.
Pada tahun 2013, tes kepribadian Rorschach diterbitkan kembali dalam banyak salinan, di mana disimpulkan bahwa, dengan pelatihan yang memadai dan interpretasi serta pengkodean jawaban responden yang memadai, tes tersebut memberikan hasil yang dapat diandalkan. Dengan metode ini, kita dapat mendiagnosis penyakit mental atau sekadar lebih memahami bagaimana seseorang bekerja dan menggambarkan potret psikologisnya.
Tidak ada satu tes pun, termasuk tes Rorschach, yang digunakan sebagai teknik khusus, tetapi dalam kombinasi dengan metode lain, diperoleh hasil profil psikologis. Tes Rorschach memberikan gambaran yang lebih konkret tentang bagaimana dan dengan cara apa seseorang memandang dunia di sekitarnya dan apa makna yang dia lekatkan padanya.